PEMILOS
2011/2012
Hari ini adalah
hari senam jantung bagi tiap calon ketua osis…
Yep tanggal 8
Oktober 2011, tepat dimana seluruh calon ketua osis berharap mendapatkan suara
terbanyak.
Pemilihan calon
ketua osis ini dilombakan se-kota Semarang.
So, semua siswa diharapkan ikut
berantusias dalam kegiatan tersebut yang dilaksanakan mirip ketika memilih
Bupati, Presiden, atau DPR, yeah!! Contreng!
Pemilihan calon
ketua osis atau yang biasa disebut Pemilos ini merupakan seleksi dari beberapa
siswa/siswi yang telah diajukan oleh siswa/siswi/beberapa siswa, namun tentunya
dalam pemilos ini mengutamakan syarat-syarat yang telah menjadi dasarnya.
Yaitu :
- Bagi calon ketua osis diwajibkan untuk memiliki 50 anak pendukung,
- memiliki visi-misi untuk menegakkan SMA,
- tidak untuk mengajukan diri sendiri, dalam arti calon ketua osis harus merupakan pengajuan dari pihak lain (bisa teman ataupun guru),
- setelah si calon ketua osis setuju, diharapkan untuk mengisi formulir yang besertakan visi-misi menjadi ketua osis, yang juga disertai foto osis 3X4,
syarat-syarat di
atas merupakan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak yang membuatnya.
Adapun beberapa
persyaratan yang menjadi ketentuan, setelah calon ketua osis berhasil diseleksi
(mereka) masih berada dalam lingkungan persyaratan, sebagai berikut:
1.
mereka diwajibkan memiliki 2
tim sukses, yang nantinya akan membantu calon ketua osis menuju awan
kesuksesan.
2.
melakukan pidato per kelas,
3.
dan yang terakhir melakukan
orasi atau pidato di atas panggung lapangan yang dilihat oleh beberapa
siswa/siswi, dalam pidato ini para calon ketua osis menyampaikan visi dan misi
menjadi calon ketua osis atau calos, (mereka) diperbolehkan menggunakan
yell-yell atau nyanyian untuk meyakinkan dirinya di depan teman-teman, guru,
wakasek, kepsek, ataupun pihak lainnya yang ada di lingkungan sekolah, namun
tentunya berpidato, beryell-yell atau bernyanyi yang mutu dan sopan.
Berikut
observasi oleh saya yang di lakukan di sekolahku tercinta, SMA N 10 Semarang.
Pagi itu pukul
06.50 aku langkahkan kaki dari gerbang sekolah menuju pintu masuk sekolah. Ku
lihat sekitar terlihat beberapa wajah semangat sedang menyiapkan panggung TPS
sebersih dan serapi mungkin. Ada
sebagian yang menyapu, ada pula yang menyiapkan bilik-bilik meja. Mereka
memakai seragam yang berbeda-beda.
Jam pertama,
para siswa masuk ke kelasnya masing-masing, untuk mengikuti pelajaran pertama.
Pelajaran
pertama kami diisi oleh Bp. Sindun Sudikan, beliau masuk ke kelas dengan
memberikan motivasi. Beliau menjelaskan apa itu arti penjajahan, “penjajahan
itu seperti babu, malah di bawahnya” jelas awalnya. Kemudian dilanjutkan oleh
penjelasan berikutnya yang membuat api bara di jiwa.
Bel satu jam
berbunyi, terlihat para panitia masuk dalam kelas dan memberi kertas undangan
pemilos. Dengan ijin Bp. Guru, kami keluar dan siap mengikuti pencontrengan.
Berikut suasana
TPS di SMA N 10 Semarang,
Terlihat dari
gambar di atas para siswa mengantri di panasnya terik matahari untuk
mendapatkan tempat duduk yang rindang.
Sebagian siswa
tampak serius melihat papan putih besar yang ada di samping kanannya.
Di sekolah kami
ada 4 calon ketua osis dua dipilih sebagai perwakilan anak laki-laki, dan dua
diambil sebagai perwakilan siswi putri. Satu diantaranya diambil dari
perwakilan kelas 11, dan sisanya perwakilan dari kelas 10.
Di dalam papan
putih besar itu terdapat 4 foto calon ketua osis, dan cara pencontrengannya.
Setelah mengantri mereka menuju ke kursi
yang disediakan untuk menunggu panggilan namanya. (seperti gambar di atas),
Setelah itu, panitia akan memanggil nama
peserta satu persatu sesuai nomor urutnya. (seperti gambar di meja sebelah
kiri), kemudian peserta juga akan mendapatkan pengarahan bagaimana menyontreng
yang benar.
Yaitu:
- tidak memberi gambar atau coretan tambahan di foto calon ketua osis,
- menyontreng tidak boleh lebih dari batas kotak foto calon ketua osis,
- tidak boleh menyontreng di nomor calon ketua osis,
- harus menyontreng yang jelas di foto calon ketua osis yang akan dipilih.
Setelah dipanggil, panitia akan memberikan
kertas yang berisi calon-calon ketua osis yang akan dipilih. Kemudian peserta
diharuskan untuk menuju bilik suara yang telah disediakan (seperti gambar di
atas).
Dalam pencontrengan siswa/siswi tidak boleh
bertanya, dan tidak boleh berlama-lama, karena dikhawatirkan peserta mencoret-coret
kertas.
Setelah selesai menyontreng, kertas
tersebut dilipat seperti semula, dan dimasukkan ke dalam kotak suara yang telah
disediakan. (seperti gambar di atas).
Setelah surat pemilihan dimasukkan ke dalam kotak
suara, siswa/siswi menuju ke tempat selanjutnya untuk memberi tinta pada jari
manis kirinya, sebagai tanda bahwa (mereka) telah mengikuti KPPS/ PEMILOS.
Untuk penjagaan TPS juga keamanannya telah dilaksanakan
dengan baik, oleh panitia yang berseragam pramuka. Sebagai berikut:
Pemilos ini terlihat antusias yang
dilaksanakan di belakang gedung SMA N 10 Semarang/
di tempat pakir siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar